Selasa, 12 Juli 2016

Cerita Misteri

KaLuNg VanESSa

PART 3-End

       Hpku tiba-tiba bergetar, segera ku menepi, ternyata sms dari ibu kos ku yang memintaku untuk membelikan martabak untuk anaknya yang sedang sakit. Ibu kos ku memang tinggal tak jauh dari tempat kosku, kadang-kadang memang sering meminta bantuan anak-anak kosnya jika dia butuh sesuatu seperti yang akan ku lakukan sekarang. Aku paham betul dimana harus membeli martabak, disebuah rumah makan yang cukup bagus yang berada disekitar alun-alun kota dan aku harus memutar sedikit jauh untuk kesana. Saat aku keluar setelah membeli martabak, tiba-tiba Ana sudah berdiri disampingku. Ternyata Ana sudah sering kesini, karena harus segara pulang aku pun tak bisa bicara banyak dengannya, “mungkin suatu saat kamu bisa memberiku sesuatu” ucap Ana dengan senyumnya yang manis sebelum akhirnya aku bergegas pulang. Sesampainya dikos aku mulai memikirkan maksud Ana tadi, aku harus memberinya “sesuatu” tapi apa? Mungkin sebentar lagi dia akan ulang tahun, pikirku mulai kesana-kemari karena dibuat binggung oleh kata-kata itu, terlebih hal-hal aneh yang akhir-akhir ini sering menimpaku dan juga sosok Ana yang misterius, yang setiap saat tiba-tiba muncul lalu menghilang dengan cepatnya. Semua itu memenuhi otak ini hingga tak ada hal lain yang bisa ku pikirkan. Ah..aku baru ingat..!! kalung perempuan itu, saat kecelakaan itu, apa mungkin ada hubungannya dengan yang ku alami akhir-akhir ini. Segera ku bangkit dan mencari kalung itu, dengan cekatan ku acak-acak seluruh lemari, tas, hingga kolom lemari pun ku susuri dengan tangan ini.
Namun kalung tersebut tetap saja tak ku temukan, sampai pada akhirnya ku sandarkan punggung ini dilemari yang terbuka sebelah pintunya itu, aku terduduk lelah memandang kesekeliling kamar ini. Tiba-tiba sebuah benda jatuh disampingku, sebuah kotak kecil berwarna coklat. Aku baru ingat dulu menaruh kalung tersebut dalam kotak kecil, dan tepat disamping kotak itu jatuh, sebuah kartu yang dulu pernah diberikan oleh Ana yang mana dalam kartu tersebut tertuliskan no.8263772. Mungkin kartu ini jatuh saat aku mengacak-ngacak lemari tadi, tapi bagaimana benda ini bisa jatuh dan tepat bersebelahan seperti ini, apa mungkin semua ini ada hubungannya.
Ku pandangi dua benda itu, lampu kamarku pun tiba-tiba redup dan terang, udara dingin seketika memenuhi ruang kamar ini. Sampai pada akhirnya lampu pun padam, lalu kemudian menyala lagi dan sesaat setelah menyala tepat dimana kotak tadi jatuh telah duduk sosok seorang perempuan, sosok perempuan itu mirip dengan yang ada dalam mimpi ku beberapa waktu yang lalu. Segera ku berlari menuju pintu, ku tarik dengan sekuat tenaga dan berteriak memangil orang-orang dikamar lain berharap ada yang menolongku. Sosok tersebut kemudian bangkit dengan langkah tertatih menuju kearahku, aku pun tak bisa kemana-mana, aku terjebak disudut kamar ini dengan tubuh yang mulai kaku menatap sosok perempuan itu. Lampu kamar ini pun menjadi redup terang saling barganti, sosok tersebut mengangkat tangan kirinya seperti ingin mencengkramku, dimana jari-jari kukunya yang runcing serta darah disana-sini, aku sudah tak lagi bisa merasakan anggota tubuhku, sosok perempuan itu semakin dekat, semakin dekat, dekat dan.
“Aaaaaaarrrhhhhhhh....!!!!!" aku terbangun, dengan nafas yang masih terengah-engah serta keringat disana-sini, kenapa sosok perempuan itu hadir lagi dalam mimpiku, pikirku penuh tanya. Jam menunjukan pukul 7 pagi, ku lihat sekeliling kamarku betapa kagetnya aku, ternyata kamarku jadi berantakan, lemaripun juga terbuka sebelah pintunya. Semua persis seperti yang ada dalam mimpiku, kemudian ku arahkan mata ini melihat kebawah lemari dan benar saja disana terdapat sebuah kotak kecil berwarna coklat yang disampingnya ada kartu pemberian Ana. Apa yang sebenarnya terjadi? Logika pun sudah tak lagi bisa menjawab pertanyaanku. Segera ku ambil kotak dan kartu itu, ku keluarkan kalung yang bertuliskan VANESSA itu dan ku sandingkan dengan kartu pemberian Ana, terlihat kalung tersebut masih ada bekas darah yang telah kering. Aku dulu memang lupa untuk mencucinya, karena setelah ku temukan kalung itu langsung ku masukan kotak kecil dan baru ku buka sekarang. Ku pandangi kedua benda itu serta  berfikir tentang misteri dan hal-hal aneh yang ku alami.
      Sampai akhirnya aku menemukan hal aneh, nomer yang ada pada kartu yang diberikan oleh Ana jumlahnya sama dengan jumlah kata pada nama VANESSA, yaitu 7 digit, nomer yang tertulis pada kartu tersebut 8263772. Yang mana pada angka 8, 3 dan 77 terlihat lebih tebal dari angka 2, 6 dan 2 ini pasti ada artinya, aku terus berfikir berusaha memecahkan misteri ini. Sampai akhirnya suara hp membuyarkan pikiranku, ternyata sms dari Tony, saat aku akan membalas smsnya aku melihat angka-angka yang ada pada keypad Hp ku. Disitulah akhirnya aku menemukan petunjuk baru, pada tombol angka 8 disitu terdapat huruf (T,U,V). V menjadi huruf pertama pada kata VANESSA dan 8 menjadi angka pertama yang ada pada kartu pemberian Ana, dan begitu pula dengan huruf kedua A yang mana di keypad Hp pada tombol no 2.
       Akhirnya aku paham, (8)V, (2)A, (6)N, (3)E, (7)S, (7)S, (2)A, yang berarti VANESSA. Lalu apa artinya nama Ana? Mungkin itu sebuah nama panggilan? Tp tunggu dulu, kulihat kalung itu yang mana bekas darahnya hanya menempel pada huruf A.N dan A hal ini juga hampir sama dengan penulisan pada angka 2,6 dan 2 yang tidak terlalu tebal dibandingkan dengan angka 8, 3, dan 77.yang terlihat lebih tebal. Akhirnya semua ini mulai jelas, tapi apakah sebuah kebetulan? Kalau ini bukan kebetulan berarti Ana adalah..?? Tak mungkin pasti hanya kebetulan, pikirku masih tak percaya. Mungkin yang dimaksud “sesuatu” oleh Ana pada malam itu adalah kalung ini, terlebih lagi Ana selalu muncul dan menghilang dengan cepatnya. Kepala ini begitu pusing, aku merasa semua ini seperti tak masuk akal, lalu apa yang harus ku lakukan. Memang salahku, aku dulu punya keinginan untuk mengembalikan kalung ini pada pemiliknya namun belum ku lakukan, mungkin sekaranglah harus ku tepati kata-kata itu.
        Aku tak tahu apa yang  harus ku lakukan, aku pun hanya duduk sambil memandangi kalung itu, perasaan sedih serta binggung seakan menghujani diriku. Aku mulai ingat sesuatu, malam itu Ana bilang kalau dia sudah sering kerumah makan yang sekaligus menjual martabak itu, berarti para peyanan disana setidaknya pasti mengenal Ana, aku mungkin bisa mendapat informasi disana. Aku pun segera menuju rumah makan yang ada didekat alun-alun kota. Ternyata rumah makan itu baru buka, masih begitu sepi, aku menuju keseorang kasir dan bertanya, petugas kasir tersebut seperti pernah melihat ciri-ciri perempuan yang ku jelaskan, tapi dia tak pernah mengenal perempuan yang bernama Ana. Sampai akhirnya sang pemilik rumah makan datang menghampiri ku, setelah ku jelaskan semuanya pemilik rumah makan itu mengajak ku kesebuah ruangan dibelakang rumah makan dan betapa kagetnya aku saat melihat ada beberapa foto perempuan yang mana perempuan tersebut mirip dengan Ana, difoto tersebut tertuliskan sebuah nama yang membuatku semakin tak percaya, difoto tersebut tertuliskan Agelica Vanessa H. Dalam foto itu seorang perempuan cantik duduk dan kalung bertuliskan VANESSA melingkar dilehernya. Itulah jawaban mengapa dulu saat aku pertama kali bertemu Ana dipameran buku seperti pernah melihatnya, ternyata Ana adalah VANESSA mungkin karena kecelakaan waktu itu yang membuat wajah Vanessa yang sebagian berlumuran darah sehingga aku tak bisa menginggatnya dengan jelas.
            Pemilik rumah makan itu ternyata adalah paman Vanessa, pria itu pun tampak meneteskan air mata ketika aku menceritakan kejadian saat kecelakaan itu serta kejadian-kejadian yang ku alami selama ini. Vanessa ternyata meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit, dan kalung yang ku temukan itu adalah hadiah dari ibunya sewaktu dia masih berumur 19 tahun, ibunya ternyata meninggal setahun kemudian dan perempuan yang ikut kecelakaan waktu itu adalah istri dari orang kini sedang duduk disampingku, istri dari paman Vanessa. Keluarga Vanessa waktu itu sedang dalam perjalan pulang setelah menghadiri acara dirumah salah satu saudara, paman Vanessa tidak ikut karena sedang sibuk dengan pekerjaannya dan akhirnya istrinya lah yang ikut.
            Kalung ini merupakan sesuatu yang sangat dijaga oleh Vanessa, dia tidak pernah melepasnya, benda tersebut sama berharganya dengan nyawanya, kata pria itu sembil memandangi kalung yang ku tunjukan padanya. Kemudian pria itu mengajak ku kemakam Vanessa dan istrinya, disana aku berdoa untuknya, ku letakan kalung diatas makannya serta disampingnya ku taruh bunga mawar putih yang sebelumnya ku beli waktu dijalan tadi, “Vanessa sangat suka mawar putih”, kata paman itu.
Aku dan paman Vanessa akhirnya pulang, namun saat beberapa langkah aku sempat menoleh kebelakang, betapa kagetnya aku saat melihat kalung dan bunga yang ku letakan tadi sudah hilang, “kini sesuatu yang kamu cari telah kembali padamu, sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang dan kamu benar Ana, aku sebenarnya juga suka novel” kataku sambil tersenyum kearah makam Vanessa.


SELESAI.....

Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas VIII

Soal teks LHO kelas VIII Klik link bawah ini untuk mengerjakan soal. https://forms.gle/8ZCj6n3udrjJqv8A8