Senin, 18 Desember 2017

PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA

PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA



PERANAN GURU SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR BAHASA KEDUA

Oleh
BAYU ARDIANTORO (21402071012)



BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Pembelajaran bahasa kedua dalam proses memahaminya seorang individu terhadap bahasa setelah bahasa yang terdahulu (bahasa pertama) yang dikuasai dalam batas tertentu. Umumnya pembelajaran bahasa kedua tidak sebagus pada hasil pembelajaran bahasa pertama. Pailov (1981) berpendapat proses belajar pada anak terjadi secara cepat dan lancer hal ini karena otak mereka masih sangat peka dan mudah menerima rangsangan. Pembelajaran bahasa kedua untuk anak-anak perlu dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi pemerolehan yang alami. Hal ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis,fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerolehan_bahasa)
Kelas merupakan sarana tempat berlangsungya belajar-mengajar, transfer ilmu pengetahuan lebih banyak terjadi di dalam kelas dari pada di luar kelas, hal ini tentu akan berpengaruh pada siswa jika lingkungan dalam kelas misalnya guru dan siswa tidak mampu membangun suasana yang kondusif. Kecakapan berbahasa seorang guru tentu mampu memberikan dampak pada baik atau buruknya pemahaman siswa, terutama dalam pembelajaran bahasa kedua.
Cara pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi dua cara, yaitu pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dan pemerolehan bahasa kedua secara alamiah. Pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru. Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang guru sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok bagi siswanya.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mengkaji sebuah permasalahan yaitu “Peranan Guru Sebagai Lingkungan belajar Bahasa Kedua”




BAB II
Pembahasan

2.1  Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa. Orang dewasa mempunyai dua cara yang berbeda serta mandiri mengenai pengembangan kompetensi dalam bahasa kedua, yaitu: Pertama, pemerolehan bahasa merupakan proses yang bersamaan dengan cara anak-anak. Mengembangkan kemampuan dalam bahasa pertama mereka. Pemerolehan bahasa merupakan proses bawah sadar. Para pemeroleh bahasa tidak selalu sadar akan kenyataan bahwa mereka memakai bahasa untuk berkomunikasi.
Kedua, untuk mengembangkan kompetensi dalam bahasa kedua dapat dilakukan dengan belajar bahasa. Anak-anak memperoleh bahasa, sedangkan orang dewasa hanya dapat mempelajarinya. Akan tetapi ada hipotesis pemerolehan belajar yang menuntut bahwa orang-orang dewasa juga memperoleh bahasa, kemampuan memungut bahasa bahasa tidaklah hilang pada masa puber. Orang-orang dewasa juga dapat memanfaatkan sarana pemerolehan bahasa alamiah yang sama seperti yang dipakai anak-anak. Pemerolehan merupakan suatu proses yang amat kuat pada orang dewasa. Pemerolehan dan pembelajaran dapat dibedakan dalam lima hal, yaitu pemerolehan:
1.      memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama, seorang anak penutur asli, sedangkan belajar bahasa adalah pengetahuan secara formal,
2.      secara bawah sadar, sedangkan pembelajaran sadar dan disengaja.
3.      bahasa kedua seperti memungut bahasa kedua, sedangkan pembelajaran mengetahui bahasa kedua,
4.      mendapat pengetahuan secara implisit, sedangkan pembelajaran mendapat pengetahuan
5.      secara eksplisit,
6.      pemerolehan tidak membantu kemampuan anak, sedangkan pembelajaran menolong sekali.
Pandangan pemerolehan bahasa secara alami yang merupakan pandangan kaum nativistis yang diwakili oleh Noam Chomsky, berpendapat bahwa bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia. Perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan. Hakikatnya, pola perkembangan bahasa pada berbagai macam bahasa dan budaya. Lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam pemerolehan bahasa. Anak sudah dibekali apa yang disebut peranti penguasaan bahasa (LAD).
Pandangan pemerolehan bahasa secara disuapi adalah pandangan kaum behavioristis yang diwakili oleh B.F. Skinner dan menganggap bahasa sebagai suatu yang kompleks di antara perilaku-perilaku lain. Kemampuan berbicara dan memahami bahasa diperoleh melalui rangsangan lingkungan. Anak hanya merupakan penerima pasif dari tekanan lingkungan. Anak tidak memiliki peran aktif dalam perilaku verbalnya. Perkembangan bahasa ditentukan oleh lamanya latihan yang disodorkan lingkungannya. Anak dapat menguasai bahasanya melalui peniruan. Belajar bahasa dialami anak melalui prinsip pertalian stimulus respon.
Perkembangan bahasa anak adalah suatu kemajuan yang sebarang hingga mencapai kesempurnaan. Pandangan kognitif diwakili oleh Jean Piaget dan berpendapat bahwa bahasa bukan ciri alamiah yang terpisah melainkan satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari pematangan kognitif. Lingkungan tidak besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak. Yang penting adalah interaksi anak dengan lingkungannya.


2.3  Input dan Interaksi dalam Proses Pemerolehan Bahasa
Seorang anak akan dihadapkan pada dua penguasaan bahasa dalam mempelajari bahasa kedua (B2) yaitu memperoleh bahasa pertama sedangkan ia sendiri akan berupaya mempelajari bahasa kedua. Bahasa antara adalah bentuk ujaran yang belum atau tidak ada modelnya pada kedua bahasa baik bahasa pertama maupun bahasa kedua, bahasa sumber maupun bahasa sasaran, bahasa ibu maupun bahasa yang dipelajari. Ideosinkresi adalah bentuk ujaran yang tidak terdapat dalam model bahasa kedua atau yang dipelajari.
Proses belajar bahasa berkembang melalui beberapa tahap. Tahap kompetensi perantara disebut kompetensi trasisional atau bahasa antara. Setiap bahasa antara mewakili satu tahap kompetensi yang berisi bentuk-bentuk yang benar maupun yang tidak benar dalam bahasa yang dipelajari. Ada empat kompetensi yakni kompetensi formal, kompetensi semantik, kompetensi berkomunikasi, dan kreativitas. Keempat kompetensi itu dikuasai secara bertahap. Ada empat pemerolehan dalam belajar bahasa yaitu menguasai bunyi bahasa, menguasai bentuk kata, menguasai kalimat, dan menguasai makna. Empat pemerolehan ini lama-kelamaan berlangsung secara otomatis dan pada akhirnya digunakan siswa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Ada tiga persoalan utama proses belajar yaitu (1) Perbedaan antara dominasi yang tak dapat dihindari, terdapat di dalam otak siswa yang mempelajari bahasa pertama dengan ketidakcakapan siswa menguasai bahasa kedua, (2) pilihan implisit-eksplisit, (3) dilema komunikasi dengan kode.
2.4  Peranan Pengajaran Bahasa dalam Memperoleh Bahasa Kedua
1.      Pengajaran Bahasa Kedua (B2) adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memudahkan orang lain belajar.
2.      Pengajaran mencakupi 3 unsur pokok dan banyak unsur yang merupakan konvensi. Unsur pokok bersifat umum/universal sedangkan konvensi dibatasi oleh negara, lingkungan, tujuan, waktu, kelompok.
3.      Unsur pokok pengajaran ialah orang yang mengajar (guru), kegiatan/materi yang dirancang untuk memudahkan belajar dan orang yang belajar.
4.      Peranan pengajaran secara umum ialah dalam memberikan kemudahan agar siswa Bahasa Kedua (B2) dapat mencapai tujuan belajar yang mencakupi sub-subketerampilan membaca, menulis, berbicara, menyimak, dan mengapresiasi sastra dalam Bahasa Kedua (B2).
5.      Krashen menyatakan pengajaran yang diciptakan sebagai lingkungan kondusif memegang peranan penting dalam memberikan masukan-masukan terutama bagi siswa yang tidak mempunyai kesempatan memperoleh masukan dari lingkungan informal.
6.      Peranan pengajaran Bahasa Kedua (B2), berdasarkan unsur-unsur pokoknya dapat dirinci sebagai peranan guru, materi/kegiatan belajar dan siswa.
7.      Guru memegang peranan yang penting dalam memberikan kemudahan menumbuhkan/memelihara/meningkatkan motivasi, mengorganisasikan siswa, memilih/menentukan bahan ajar mengelola/mengarahkan kegiatan belajar, memantau kemajuan, membantu siswa dalam kesulitan belajar.
8.      Bahan/kegiatan belajar yang disediakan menentukan apa yang mungkin dikuasai siswa dan bagaimana kualitas penguasaannya.
9.      Siswa merupakan pusat pengajaran. Materi, kegiatan belajar, evaluasi disusun dengan mempertimbangkan dan untuk kepentingan siswa. Pengajaran Bahasa Kedua (B2) berpusat pada siswa dengan mempertimbangkan bagaimana siswa belajar B2.
2.4  Prinsip dan Metode Pengajaran B2
1.      Belajar Bahasa Kedua (B2) adalah belajar dalam konteks pemakaian bahasa yang sebenarnya.
2.      Belajar Bahasa Kedua (B2) adalah belajar menggunakan Bahasa Kedua (B2) tersebut dalam berbagai fungsinya.
3.      Siswa harus dilatih menggunakan bahasa secara tepat.
4.      Pengajaran bahasa perlu memperhatikan kebutuhan afektif dan kognitif pelajaran.
5.      Pemahaman Budaya Bahasa Kedua (B2) perlu ditumbuhkan dalam pengajaran Bahasa Kedua (B2).
6.      Metode tata bahasa terjemahan tidak membuat siswa terampil menggunakan bahasa, tetapi tahu tentang bahasa.
7.      Metode langsung diterapkan melalui kegiatan dialog, tubian pola, dan penerapan. Tubian yang dilakukan mencakupi tubian pengulangan dan tubian respons.
8.      Tujuan pengajaran bahasa komunikatif ialah agar siswa dapat berkomunikasi dalam permaian bahasa yang sebenarnya dalam bentuk bahasa yang diterima. Dalam pelaksanaannya, jika diperlukan Bahasa Kesatu (B1) dan penerjemahkan dapat digunakan. Tata bahasa diberikan.
9.      Pengajaran dengan respons fisik total menekankan penguasaan kemampuan menyimak pada awal pelajaran. Pemahaman dan retensi paling baik dipelajari melalui gerakan fisik sebagai respons terhadap perintah guru. Kegiatan berbicara baru dilakukan bila siswa sudah benar-benar siap. Proses siswa dilaksanakan melalui langkah = latihan mendengarkan, produksi dan membaca serta menulis.
10.  Pendekatan alamiah dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa penguasaan bahasa lebih banyak terjadi melalui proses pemerolehan secara alamiah yang digabungkan dengan teori monitor dan Krashen. Pendekatan ini dalam penerapannya sangat mementingkan pemerolehan kosakata.


2.5  Guru dalam Pembelajaran di Kelas Sebagai lingkungan Belajar Bahasa Kedua
Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah adalah pemerolehan bahasa kedua/asing yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan,guru. Tidak ada keseragaman cara. Setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri. Interaksi menuntut komunikasi bahasa dan mendorong pemerolehan bahasa. Dua ciri penting dari pemerolehan bahasa kedua secara alamiah atau interaksi spontan ialah terjadi dalam komunikasi sehari-hari, dan bebas dari pimpinan sistematis yang sengaja.
Kelas merupakan perwujudan masyarakat heterogen kecil di mana di dalamnya terdapat variasi komposisi dan hubungan antarpersonal yang melahirkan mekanisme interaksi sosial yang kontinu. Mekanisme ini terus berlanjut dala lingkup sosialnya (di kelas) dan secara faktual terakumulasi ke dalam bentuk-bentuk
hubungan antara individu-individu di dalam suatu kelas ataupun hubungan kelompok.
Hal terpenting adalah interelasi yang terjadi antara guru dengan murid yang melambangkan bentuk konkret dari suasana kelas dan membentuk suatu iklim sosial. Pembentukan iklim sosial kelas sangat bergantung pada variasi hubungan guru-murid serta alur penerimaan informasi dan komunikasi yang kesemuanya dinaungi dalam sebuah koridor gaya kepemimpinan dari seorang guru, baik yang mengikuti kepemimpinan terpusat (sentralistik), demokratis maupun gaya kepemimpinan yang member kebebasan penuh (laissez faire) kepada para muridnya. Dari perpaduan itulah terbentuk berbagai macam iklim sosial di kelas yang merefleksikan bentuk hubungan vertikal kelas antara gurumurid dalam kegiatan belajar di dalam kelas yang sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar ataupun bersosialisasi didalamnya.
Di dalam kelas ada saja yang dapat dianggap sangat penting dan mendasar dalam proses belajar bahasa, yaitu (1) belajar bahasa adalah orang, (2) belajar bahasa adalah orang-orang dalam interaksi dinamis, dan (3) belajar bahasa adalah: orang-orang dalam responsi. Secara umum pengajaran bahasa dalam kelas dapat mendorong terjadinya proses pemerolehan bahasa asalakan pengajaran dalam kelas dapat menyediakan input yang dapat dipahami maknanya oleh pembelajar. Lebih penting lagi, pengajaran bahasa di dalam kelas akan lebih membantu terciptanya proses pemerolehan bahasa apabila kelas banyak memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya itu secara fungsional dalam interaksi yang komunikatif.
Guru berperan sebagai tongak sumber belajar, narasumber, model bahasa sasaran, dll. Hal ini mempengaruhi proses pembelajaran bahasa kedua anak, setiap anak memiliki cara sendiri dalam menangkap setiap pembelajaran terutama bahasa, keutuhan cara anak dalam memahami sebuah pembelajaran sangat berpengaruh penting terhadap pemerolehan bahasa kedua.
Pemerolehan bahasa bersamaan dengan proses yang digunakan oleh anak-anak dalam pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa menuntut interaksi yang berarti dalam bahasa sasaran yang merupakan wadah para pembicara memperhatikan bukan bentuk ucapan-ucapan mereka tetapi pesan-pesan yang mereka sampaikan dan mereka pahami. Perbaikan kesalahan dan pengajaran kaidah- kaidah eksplisit tidaklah relevan bagi pemerolehan bahasa, tetapi para guru dan para penutur asli dapat mengubah serta membatasi ucapan-ucapan mereka kepada pemeroleh agar menolong mereka memahaminya.
Lingkungan kelas menciptakan peran penting dalam pemerolehan bahasa kedua. Perkembangan kemampuan bahasa anak terbentuk dari permbuatan hipotesis terhadap bahasa yang dipajankanya, dan hipotesis itu selalu mengalami perbaikan pada saat anak menerima umpan balik dari orang-orang disekitarnya. Ketika anak berada di luar kelas maka anak akan belajar bahasa dari orang-orang disekitarnya dan ketika berada dalam kelas anak akan dibantu dan belajar dari teman dan gurunya. Guru dalam pengajaran bahasa  bertugas membimbing siswanya untuk mencari dan menemukan kaidah pemakaian bahasa dalam masyarakat bahasa yang ada di dalam kelas (Good dan gooman, 1990). Keterlibatan siswa dalam kegiatan berbahasa, keaktifan dalam berinteraksi, dan terjadinya komunikasi yang bermakna merupakan aspek yang seharunya ada di dalam pengajaran bahasa dalam kelas.







BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pemerolehan bahasa kedua dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari B1 bahasa pertama (ibu), factor lingkungan, sampai pada preses pembelajaran dikelas. Guru mempunyai peran dalam pemerolehan bahasa kedua seorang anak. Guru dalam pengajaran bahasa  bertugas membimbing siswanya untuk mencari dan menemukan kaidah pemakaian bahasa dalam masyarakat bahasa yang ada di dalam kelas
Pemerolehan bahasa menuntut interaksi yang berarti dalam bahasa sasaran yang merupakan wadah para pembicara memperhatikan bukan bentuk ucapan-ucapan mereka tetapi pesan-pesan yang mereka sampaikan dan mereka pahami. Perbaikan kesalahan dan pengajaran kaidah- kaidah eksplisit tidaklah relevan bagi pemerolehan bahasa, tetapi para guru dan para penutur asli dapat mengubah serta membatasi ucapan-ucapan mereka kepada pemeroleh agar menolong mereka memahaminya
Cara pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi dua cara, yaitu pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dan pemerolehan bahasa kedua secara alamiah. Pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru.










Daftar Rujukan

Damayanti, Eka. 2012. Pembelajaran Bahasa Kedua (online) (https://PEMEROLEHAN%20BAHASA/Pembelajaran%20Bahasa%20Kedua/, diakses 6 februasi 2015)
Firman. 2012. Pengaruh dan Pemerolehan Bahasa kedua (online) (https://catatanmalewa.wordpress.com/2013/10/03/pengajaran-dan-pemerolehan-bahasa-kedua/ , diakses 8 februasi 2015)
Ghozali, A. Syukur. 2013. Pemerolehan Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Kedua.
Malang: Bayumedia Publishing
Informasi Pendidikan. 2013. Fungsi Guru (online) (http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/fungsi-guru.html, diakses 8 februari 2015)
Saryono, Djoko. 2010. Pemerolehan Bahasa. Malang: Nasa Media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TES PEMAHAMAN TEKS LHO: DATA DAN FAKTA (VIII)

 TES PEMAHAMAN TEKS LHO: DATA DAN FAKTA (VIII) Klik link dibawah ini: https://forms.gle/ZqeMZSAmrt4usmru8