PERSEPSI SEORANG
SISWA SMAN 1 KESAMBEN TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui
persepsi siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben terhadap peranan guru bimbingan dan
konseling. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 yang
diambil 50% dari 19 siswa.
Pengumpulan
data dilakukan dengan membagikan angket dan dianalisis berdasarkan analisis
deskriptif untuk menentukan apakah persepsi siswa terhadap peranan guru bimbingan dan konseling sangat baik, baik,
atau sangat tidak baik.
Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi pengarahan
khususnya terhadap siswa di lapangan. Oleh karena itu seorang guru bimbingan dan konseling harus memberikan contoh sikap yang
baik terhadap siswa karena secara tidak langsung guru bimbingan dan konseling akan mempengaruhi aspek dalam kehidupan siswa,
misalnya aspek sosial, ekonomi, maupun psikologis. Jika seorang guru bimbingan dan konseling dapat mencerminkan sosok yang patut dicontoh, maka guru tersebut akan dihargai selayaknya seorang guru
yang profesional dan berpendidikan dalam bidangnya. Hastuti (2004:31) menerangkan bahwa salah satu hambatan guru bimbingan
dan konseling dalam melaksanakan peranannya di sekolah
adalah persepsi siswa yang salah
yaitu siswa tidak
memahami hakikat pelayanan bimbingan,
siswa memandang
konselor sebagai satpam sekolah, dan
siswa enggan menghadapi konselor karena mengira akan dimarahi. Hal ini jelas sangat merugikan karena pada dasarnya guru pembimbing
bertugas untuk memberikan motivasi terhadap siswa, memberi pengarahan dan
bersikap hangat, terbuka dan tidak suka menghakimi siswa.
Kata kunci: Persepsi, peran
guru dalam pembelajaran, bimbingan dan konseling
A. PENGERTIAN
PERSEPSI
Persepsi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan inderanya agar memberi makna kepada
lingkungannya. Persepsi tersebut seringkali berbeda dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Hal ini karena perilaku manusia seringkali didasarkan
pada persepsi terhadap kenyataan, bukan mengenai kenyataan itu sendiri.Untuk
itu, dapat dipahami bahwa pada objek yang sama persepsi dan perilaku seorang siswa
akan berbeda-beda.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan stimuli itu. Artinya bahwa
seseorang mengorganisasikan stimuli dengan
melihat konteksnya. Persepsi
terjadi
karena adanya rangsangan (stimulus) yang
diterima oleh panca indera individu. Dari persepsi akan dinalar dan kemudian
akan muncul suatu tanggapan (respon) dari individu tersebut terhadap objek yang
diamati.
Persepsi positif timbul
karena adanya stimulus positif yang diterima oleh panca
indera individu. Misalnya, seseorang yang murah senyum dan ramah, akan
dipersepsi sebagai orang yang baik. Sedangkan persepsi negatif terjadi karena
adanya stimulus yang negatif (kurang baik) yang diterima atau
ditangkap oleh panca indera individu. Misalnya,
seseorang yang cemberut dan berbicara dengan nada suara yang agak tinggi, maka
orang itu akan dipersepsikan sebagai orang yang galak.
Walgito (2001) mengemukakan bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan
diartikan sebagai suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
penerima yaitu alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses persepsi
tidakdapat lepas dari proses penginderaan dan proses penginderaan merupakan
proses yang mendahului terjadinya persepsi.
Menurut Desideranto dalam Psikologi
Komunikasi Jalaluddin Rahmat (2003) persepsi adalah penafsiran suatu objek,
peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang
melakukan penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi
adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu.
B. PERANAN
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING.
Pada dasarnya layanan bimbingan dan
konseling dalam lingkungan
sekolah,
ditujukan pada semua siswa,
baik yang
sifatnya preventif, kuratif maupun pengembangan. Prinsip ini diajukan atas
asumsi bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai masalah haya saja
perbedaannya terletak pada besar atau kecil, berat atau ringan masalah
tersebut. Namun demikian prioritas bantuan diberikan pada siswa yang menunjukan
gejala perilaku salah dalam belajar, hubungan sosial maupun dalam penyesuaian
diri secara umum dengan tuntutan sekolah. Masing-masing
kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan
ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks
tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Konteks tugas konselor
berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan
memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan
kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan
dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah
seseorang ahli dalam bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur
pendidikan formal dan nonformal. bimbingan konseling merupakan suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan potensi yang dimilikinya,
dengan demikian konselor dapat membimbing dan mengarahkan siswa sesuai dengan
minat dan bakat yang dimilikinya, dengan arahan-arahan yang diberikan oleh
konselor diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Menurut Hastuti (2004:32) Peranan Guru
Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagai berikut:
1.
Memberikan pelayanan kepada semua siswa
secara merata, dan tidak hanya memberikan perhatian kepada siswa yang merupakan
suatu kasus atau kepada siswa yang memberikan tanggapan positif kepadanya.
2.
Sebagai administrasi, melakukan
bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal, melakukan konseling kelompok dan
konseling individual.
3.
Menciptakan variasi saluran untuk
bekerja sama dengan staf pengajar.
4.
Mengembangkan dedikasi aktif terhadap
profesinya sendiri.
C.
RANCANGAN
PENELITIAN
1.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah angket yang diberikan
kepada siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben dengan jumlah siswa 19 orang.
2.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian
adalah 19 orang siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben
3.
Pengumpulan Data
Untuk mengungkapkan persepsi siswa
terhadap peranan guru BK, dilakukanlah analisis deskriptif terhadap 19 siswa dengan mengajukan 5 pertanyaan untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap peran guru BK di SMAN 1 Kesamben.
4.
Hasil Pengumpulan Data
Hasil penyebaran angket yang telah dilaksanakan di SMAN 1
Kesamben maka dihasilkan suatu data sebagai berikut:
1.1 tabel
Persepsi Siswa
Terhadap Peranan Guru BK Sebagai konselor.
Jawaban
|
Hasil
|
Persentase
|
Sangat setuju
|
8
|
42%
|
Setuju
|
6
|
32%
|
Tidak setuju
|
5
|
26%
|
Tot
al
|
19
|
100%
|
Dari data di
atas, diketahui ada 5 siswa yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor,
terdapat 6 siswa yang
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
dan terdapat 8 siswa yang sangat setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor.
1.2 tabel
Persepsi Siswa
Terhadap Peranan Guru BK Sebagai tempat bantuan memecahkan suatu masalah siswa.
Jawaban
|
Hasil
|
Persentase
|
Sangat setuju
|
7
|
37%
|
Setuju
|
4
|
21%
|
Tidak setuju
|
8
|
42%
|
Total
|
19
|
100%
|
Dari data di
atas, diketahui ada 8 siswa yang tidak setuju bahwa guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah siswa , terdapat 4 siswa yang
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah
siswa dan terdapat 7 siswa yang sangat setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah
siswa
1.3 tabel Persepsi Siswa
Terhadap Peranan Guru BK Sebagai tempat bantuan
mengembangkan potensi siswa.
Jawaban
|
Hasil
|
Persentase
|
Sangat setuju
|
5
|
26%
|
Setuju
|
4
|
21%
|
Tidak setuju
|
10
|
53%
|
Total
|
19
|
100%
|
Dari data di
atas, diketahui ada 10 siswa yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai
tempat bantuan mengembangkan
potensi siswa.
, terdapat 4 siswa yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya sebagai
tempat bantuan mengembangka n potensi
siswa.
dan terdapat 5 siswa yang sangat setuju bahwa
guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan mengembangkan potensi siswa.
1.4 tabel Persepsi Siswa
Terhadap Peranan Guru BK sudah
dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai
polisi sekolah.
JAWABAN
|
Hasil
|
Persentase
|
Sangat setuju
|
4
|
215
|
Setuju
|
6
|
32%
|
Tidak setuju
|
9
|
47%
|
Total
|
19
|
100%
|
Dari data di
atas, diketahui ada 9 siswa yang tidak
setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai
Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah , terdapat 6 siswa
yang setuju
bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai
Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah dan terdapat 9 siswa yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan
dengan baik perannya Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan
pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah.
1.5
tabel Persepsi Siswa
Terhadap Peranan Guru BK sebagai
polisi sekolah (suka memberi hukuman).
JAWABAN
|
Hasil
|
Persentase
|
Sangat setuju
|
8
|
42%
|
Setuju
|
5
|
26%
|
Tidak setuju
|
6
|
32%
|
Total
|
19
|
100%
|
Dari data di
atas, diketahui ada 6 siswa yang tidak
setuju bahwa guru BK sebagai polisi sekolah (suka memberi hukuman).
, terdapat 5 siswa yang setuju bahwa guru BK sebagai polisi sekolah (suka
memberi hukuman).
dan terdapat 8 siswa yang sangat setuju bahwa
guru BK sebagai polisi sekolah (suka
memberi hukuman).
D.
PEMBAHASAN
Pada kriteria angket
pertama tentang Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK sebagai Konselor prosentase tertinggi
adalah 42% yaitu siswa sangat setuju dengan peranan guru BK, 32% adalah
prosetase untuk siswa yang setuju, 26% adalah prosentase untuk siswa yang tidak
setuju terhadap peranan guru BK yang ada jadi dapat diartikan bahwa persepsi
siswa terhadap peranan guru BK itu amat baik
Dari
hasil kriteria
angket yang kedua ternyata prosentase terbesar
adalah 42% yaitu yang terdapat pada ketidak setujuan siswa terhadap Peranan Guru BK
Sebagai tempat bantuan memecahkan suatu masalah siswa. Dan dari
prosentase yang lain muncul prosentase 21%,untuk siswa yang setuju dan 37%
untuk siswa yang sangat setuju dilihat dari prosentase terbesar pada criteria
angket yang kedua siswa beranggapan guru bk dalam pemecahan masalah kurang
efektif
Berdasarkan hasil
kriteria angket yang ke tiga yang diperoleh tentang Peranan Guru BK
Sebagai tempat bantuan
mengembangkan potensi siswa. .prosentase tertinggi
terdapat pada siswa yang tidak setuju yaitu 53% dan siswa yang setuju 21%,dan
yang sangat setuju hanya menembus 26% saja.Dari hasil tersebut dapat di gambarkan
bahwa siswa belum mendapat bantuan yang diharapkan dari guru bk yang ada
Pada kriteria angket yang ke empat tentang Terhadap
Peranan Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan
pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah ,dapat dilihat
prosentase terbesar adalah siswa yang tidak setuju dengan angka prosentase 47%
,siswa yang setuju 32% dan yang sangat setuju 21% dari hal tersebut peranan
guru bk disekolah masih riskan dan yang dirasakan siswa terhadap pelayanan guru
bk tersebut belum maksimal
Kemudian kriteria yang kelima tentang Peranan Guru
BK sebagai polisi sekolah prosentase yang paling besar adalah
siswa yang sangat setuju dengan hasil prosentase 42%,siswa yang setuju 26% dan
yang tidak setuju hanya menembus 32% saja. Disini dapat dilihat bahwa siswa berpandangan
bahwa seorang guru BK itu adalah guru yang hanya bisa member hukuman terhadap
siswanya
Berikut adalah diagram perbandingan kriteria tiap tabel dari
angket.
Keterangan
: SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Kesimpulan
Dari
penelitian ini diperoleh kesimpulan berupa
1. Pada tahap
pertama (table 1.1) peranan guru BK sangat positif, dalam hal ini kaitannya adalah
persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8 siswa
dengan tingkat 42% memilih sangat setuju.
2. Pada tahap
pertama (table 1.2) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya
adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8
siswa dengan tingkat 42% memilih tidak setuju.
3. Pada tahap
pertama (table 1.3) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya
adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 10
siswa dengan tingkat 53% memilih tidak setuju
4. Pada tahap
pertama (table 1.4) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya
adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 9
siswa dengan tingkat 47% memilih tidak setuju
5. Pada tahap
pertama (table 1.5) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya
adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8
siswa dengan tingkat 47% memilih sangat setuju
Daftar
Pustaka
1.
Prayitno
dan Erman Amti. 1994. Dasar
– Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
: Rineka Cipta.
2.
Hikmawati
Fenti. 2010. Bimbingan
konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
3.
Depdiknas.
2008. Penataan
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal. Bandung
: Jurusan BK UPI.
4.
Suharismi. 2011. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rinela Cipta.
5.
W.S.
Winkel & M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. MediaAbadi
Arikunto.
Lampiran Angket
Penelitian
Jawablah pertanyaan dibawah ini,
berdasarkan pendapat anda menggunakan jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju:
1. Guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
a.
Sangat
setuju
b.
Setuju
c.
Tidak
setuju
2. Guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya untuk membantu memecahkan suatu masalah siswa.
a.
Sangat
setuju
b.
Setuju
c.
Tidak
setuju
3. Guru BK sudah
menjalankan dengan baik perannya membantu
mengembangkan potensi siswa.
a.
Sangat
setuju
b.
Setuju
c.
Tidak
setuju
4. Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan
pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah.
a.
Sangat
setuju
b.
Setuju
c.
Tidak
setuju
5. Guru BK sebagai polisi sekolah ( suka
memberi hukuman).
a.
Sangat
setuju
b.
Setuju
c.
Tidak
setuju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar