Rabu, 03 Desember 2014

Bimbingan dan Konseling

PERSEPSI SEORANG SISWA SMAN 1 KESAMBEN TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben terhadap peranan guru bimbingan dan konseling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 yang diambil 50% dari 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan angket dan dianalisis berdasarkan analisis deskriptif untuk menentukan apakah persepsi siswa terhadap peranan guru bimbingan dan konseling sangat baik, baik, atau  sangat tidak baik.
Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi pengarahan khususnya terhadap siswa di lapangan. Oleh karena itu seorang guru bimbingan dan konseling harus memberikan contoh sikap yang baik terhadap siswa karena secara tidak langsung guru bimbingan dan konseling  akan mempengaruhi aspek dalam kehidupan siswa, misalnya aspek sosial, ekonomi, maupun psikologis. Jika seorang guru bimbingan dan konseling  dapat mencerminkan sosok yang patut dicontoh,  maka guru tersebut akan dihargai selayaknya seorang guru yang profesional dan berpendidikan dalam bidangnya. Hastuti (2004:31) menerangkan bahwa salah satu hambatan guru bimbingan dan konseling  dalam melaksanakan peranannya di sekolah adalah persepsi siswa yang salah yaitu siswa tidak memahami hakikat pelayanan bimbingan, siswa memandang konselor sebagai satpam sekolah, dan siswa  enggan menghadapi konselor karena mengira akan dimarahi. Hal ini jelas sangat merugikan karena pada dasarnya guru pembimbing bertugas untuk memberikan motivasi terhadap siswa, memberi pengarahan dan bersikap hangat, terbuka dan tidak suka menghakimi siswa.
Kata kunci: Persepsi, peran guru dalam pembelajaran, bimbingan dan konseling










A.    PENGERTIAN PERSEPSI

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya agar memberi makna kepada lingkungannya. Persepsi tersebut seringkali berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini karena perilaku manusia seringkali didasarkan pada persepsi terhadap kenyataan, bukan mengenai kenyataan itu sendiri.Untuk itu, dapat dipahami bahwa pada objek yang sama persepsi dan perilaku seorang siswa akan berbeda-beda.
Yang  menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan stimuli itu. Artinya bahwa seseorang mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Persepsi terjadi  karena adanya rangsangan (stimulus) yang diterima oleh panca indera individu. Dari persepsi akan dinalar dan kemudian akan muncul suatu tanggapan (respon) dari individu tersebut terhadap objek yang diamati.
Persepsi positif  timbul karena  adanya stimulus positif yang diterima oleh panca indera individu. Misalnya, seseorang yang murah senyum dan ramah, akan dipersepsi sebagai orang yang baik. Sedangkan persepsi negatif  terjadi karena adanya stimulus yang negatif (kurang baik) yang diterima atau ditangkap oleh panca indera individu.  Misalnya, seseorang yang cemberut dan berbicara dengan nada suara yang agak tinggi, maka orang itu akan dipersepsikan sebagai orang yang galak.
Walgito (2001) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses persepsi tidakdapat lepas dari proses penginderaan dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. 
Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat (2003) persepsi adalah penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu.

B.     PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING.

Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling dalam lingkungan sekolah, ditujukan pada semua siswa, baik yang sifatnya preventif, kuratif maupun pengembangan. Prinsip ini diajukan atas asumsi bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai masalah haya saja perbedaannya terletak pada besar atau kecil, berat atau ringan masalah tersebut. Namun demikian prioritas bantuan diberikan pada siswa yang menunjukan gejala perilaku salah dalam belajar, hubungan sosial maupun dalam penyesuaian diri secara umum dengan tuntutan sekolah.  Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah seseorang  ahli dalam  bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal. bimbingan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan potensi yang dimilikinya, dengan demikian konselor dapat membimbing dan mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya, dengan arahan-arahan yang diberikan oleh konselor diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Menurut Hastuti (2004:32) Peranan Guru Bimbingan dan Konseling  di sekolah sebagai berikut:
1.      Memberikan pelayanan kepada semua siswa secara merata, dan tidak hanya memberikan perhatian kepada siswa yang merupakan suatu kasus atau kepada siswa yang memberikan tanggapan positif kepadanya.

2.      Sebagai administrasi, melakukan bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal, melakukan konseling kelompok dan konseling individual.
3.       Menciptakan variasi saluran untuk bekerja sama dengan staf pengajar.
4.      Mengembangkan dedikasi aktif terhadap profesinya sendiri.

C.    RANCANGAN PENELITIAN
1.      Metode  Penelitian
          Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah angket yang diberikan kepada siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben dengan jumlah siswa 19 orang.
2.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 19  orang siswa kelas X-1 SMAN 1 Kesamben

3.      Pengumpulan Data
Untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap peranan guru BK, dilakukanlah analisis deskriptif  terhadap 19 siswa dengan mengajukan  5 pertanyaan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap peran guru BK di SMAN 1 Kesamben.

4.      Hasil Pengumpulan Data
Hasil penyebaran angket yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Kesamben maka dihasilkan suatu data sebagai berikut:

1.1  tabel Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai konselor.
Jawaban
Hasil
Persentase
Sangat setuju
8
42%
Setuju
6
32%
Tidak setuju
5
26%

Tot al

19

100%

Dari data di atas, diketahui ada  5 siswa  yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor, terdapat 6 siswa yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor dan terdapat  8 siswa yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor.

1.2  tabel Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai tempat  bantuan  memecahkan suatu masalah siswa.
Jawaban
Hasil
Persentase
Sangat setuju
7
37%
Setuju
4
21%
Tidak setuju
8
42%

Total

19

100%

Dari data di atas, diketahui ada 8 siswa  yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah siswa , terdapat 4 siswa yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah siswa dan terdapat 7 siswa yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan memecahkan masalah siswa
1.3 tabel Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK Sebagai tempat  bantuan  mengembangkan potensi siswa.
Jawaban
Hasil
Persentase
Sangat setuju
5
26%
Setuju
4
21%
Tidak setuju
10
53%

Total

19

100%
Dari data di atas, diketahui ada  10 siswa  yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai  tempat bantuan  mengembangkan potensi siswa.
, terdapat 4 siswa  yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan  mengembangka n potensi siswa.
 dan terdapat 5 siswa  yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai tempat bantuan  mengembangkan potensi siswa.

1.4 tabel Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK  sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah.
JAWABAN
Hasil
Persentase
Sangat setuju
4
215
Setuju
6
32%
Tidak setuju
9
47%
Total
19
100%

Dari data di atas, diketahui ada  9 siswa  yang tidak setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya Guru BK  sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah , terdapat 6 siswa
yang setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya Guru BK  sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah dan terdapat 9 siswa  yang sangat setuju bahwa guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya Guru BK  sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah.

1.5 tabel Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK  sebagai polisi sekolah (suka memberi  hukuman).
JAWABAN
Hasil
Persentase
Sangat setuju
8
42%
Setuju
5
26%
Tidak setuju
6
32%
Total
19
100%

Dari data di atas, diketahui ada  6 siswa  yang tidak setuju bahwa guru BK  sebagai polisi sekolah (suka memberi  hukuman).
, terdapat 5 siswa  yang setuju bahwa guru BK sebagai polisi sekolah (suka memberi  hukuman).
 dan terdapat 8 siswa  yang sangat setuju bahwa guru BK sebagai polisi sekolah (suka memberi  hukuman).



D.    PEMBAHASAN
Pada kriteria angket  pertama tentang Persepsi Siswa Terhadap Peranan Guru BK sebagai Konselor prosentase tertinggi adalah 42% yaitu siswa sangat setuju dengan peranan guru BK, 32% adalah prosetase untuk siswa yang setuju, 26% adalah prosentase untuk siswa yang tidak setuju terhadap peranan guru BK yang ada jadi dapat diartikan bahwa persepsi siswa terhadap peranan guru BK itu amat baik
Dari hasil kriteria angket yang kedua  ternyata prosentase terbesar adalah 42% yaitu yang terdapat pada ketidak setujuan siswa terhadap Peranan Guru BK Sebagai tempat  bantuan  memecahkan suatu masalah siswa. Dan dari prosentase yang lain muncul prosentase 21%,untuk siswa yang setuju dan 37% untuk siswa yang sangat setuju dilihat dari prosentase terbesar pada criteria angket yang kedua siswa beranggapan guru bk dalam pemecahan masalah kurang efektif
Berdasarkan hasil kriteria angket yang ke tiga yang diperoleh tentang Peranan Guru BK Sebagai tempat  bantuan  mengembangkan potensi siswa. .prosentase tertinggi terdapat pada siswa yang tidak setuju yaitu 53% dan siswa yang setuju 21%,dan yang sangat setuju hanya menembus 26% saja.Dari hasil tersebut dapat di gambarkan bahwa siswa belum mendapat bantuan yang diharapkan dari guru bk yang ada
Pada kriteria angket yang ke empat  tentang Terhadap Peranan Guru BK  sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah ,dapat dilihat prosentase terbesar adalah siswa yang tidak setuju dengan angka prosentase 47% ,siswa yang setuju 32% dan yang sangat setuju 21% dari hal tersebut peranan guru bk disekolah masih riskan dan yang dirasakan siswa terhadap pelayanan guru bk tersebut belum maksimal
Kemudian kriteria yang kelima tentang Peranan Guru BK  sebagai polisi sekolah prosentase yang paling besar adalah siswa yang sangat setuju dengan hasil prosentase 42%,siswa yang setuju 26% dan yang tidak setuju hanya menembus 32% saja. Disini dapat dilihat bahwa siswa berpandangan bahwa seorang guru BK itu adalah guru yang hanya bisa member hukuman terhadap siswanya

Berikut adalah diagram perbandingan kriteria tiap tabel dari angket.

Keterangan : SS : Sangat Setuju
                     S   : Setuju
                     TS : Tidak Setuju

Kesimpulan
          Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan berupa
1.      Pada tahap pertama (table 1.1) peranan guru BK sangat positif, dalam hal ini kaitannya adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8 siswa dengan tingkat 42% memilih sangat setuju.
2.      Pada tahap pertama (table 1.2) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8 siswa dengan tingkat 42% memilih tidak setuju.
3.      Pada tahap pertama (table 1.3) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 10 siswa dengan tingkat 53% memilih tidak setuju
4.      Pada tahap pertama (table 1.4) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 9 siswa dengan tingkat 47% memilih tidak setuju
5.      Pada tahap pertama (table 1.5) peranan guru BK sangat negatif, dalam hal ini kaitannya adalah persepsi siswa kepada guru BK itu sendiri, hal ini terlihat responden 8 siswa dengan tingkat 47% memilih sangat setuju



Daftar Pustaka
1.        Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
2.        Hikmawati Fenti. 2010. Bimbingan konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
3.        Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Jurusan BK UPI.
4.        Suharismi. 2011. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rinela Cipta.
5.        W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. MediaAbadi Arikunto. 


Lampiran Angket Penelitian

Jawablah pertanyaan dibawah ini, berdasarkan pendapat anda menggunakan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju:
1.      Guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya sebagai konselor
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Tidak setuju
2.      Guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya untuk  membantu memecahkan suatu masalah siswa.
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Tidak setuju
3.      Guru BK sudah menjalankan dengan baik perannya  membantu mengembangkan potensi siswa.
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Tidak setuju
4.      Guru BK sudah dapat dikatakan sesuai dengan pekerjaannya sebagai Guru BK bukanlah sebagai polisi sekolah.
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Tidak setuju
5.      Guru BK sebagai polisi sekolah ( suka memberi  hukuman).
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Tidak setuju



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas VIII

Soal teks LHO kelas VIII Klik link bawah ini untuk mengerjakan soal. https://forms.gle/8ZCj6n3udrjJqv8A8