Kamis, 15 Januari 2015

Cerita Misteri_Kalung Vanessa (part 1)

KaLuNg VanESSa (Part 1)

Perjalanan yang panjang dalam rasa gerah oleh asap dan deru mesin-mesin yang bersautan dijalan, ku lihat beberapa orang tampak setres dibalik muka yang mulai berkeringkat. Entah kenapa hari ini terasa lebih panas dari biasanya, juga lalu lintas ini semakin menambah penak suasana.
Saat ini musim dimana dedaunan berguguran persis seperti beberapa tahun  yang lalu saat aku masih mengenakan seragam yang ku banggakan dan dalam rasa gelisah menunggu pengumunan kelulusan. Masih terasa sama angin yang menyapaku, dingin dan terasa hambar namun tetap ku rindukan. Ingin rasanya ku kembalikan waktu saat pagi itu, saat senyum itu masih milik ku, saat hanya aku yang bertahta dihatinya, ingin ku miliki lagi.
“Brrraaaakkkk””..!!!!! Sebuah suara keras membuyarkan lamunanku dan memaksaku serta penumpang bus yang lain untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, ternyata sebuah truk besar yang oleng dan menabrak pembatas jalan, terlihat juga sebuah mobil masuk kedalam parit kecil dipinggir jalan. Seketika semua orang berlari kesana kemari dengan raut muka yang sama berharap tak ada seorang pun yang terluka, beruntung bus yang ku tupangi masih berada beberapa meter dari truk yang oleng tersebut sehingga tak terjadi kecelakaan beruntun.
Ku langkahkan kaki dengan sejuta penasaran, ku hampiri mobil yang masuk keparit itu terlihat kerumunan orang-orang yang membopong pria yang terluka dikepalanya, darah segar masih menetes saat beberapa orang yang lain dikeluarkan dari mobil itu. Ku dekati para korban ternyata mereka adalah rombongan keluarga, ku lihat diantara korban tersbut seorang perempuan yang mungkin seumuran dengan ku wajahnya masih memperlihatkan kecantikannya maskipun darah didahinya mengalir melewati pipi yang putih itu. Ku tatap mata perempuan itu dalam-dalam, entah mengapa perempuan itu seperti berkata padaku lewat tatapannya, aku tau perempuan itu sedang dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar.
Sejenak ku alihkan pandanganku, keadaan sekeliling menjadi sangat ramai hingga seperti lautan manusia, badan truk yang hampir sebagian menutupi jalan memaksa lalu lintas terhenti. Sesaat kemudian terdengar sirine polisi dan ambulance saling bersautan dari kejauhan, aku berdoa dalam hati semoga para korban dapat terselamatkan. Akhirnya semua korban telah dibawa menuju RS, meskipun tak bisa ku pungkiri dalam benak ku tatapan perumpuan tadi masih membayangi otak ku.
Rasa penasaran masih menuntunku kembali kepada mobil yang berada diparit itu, ku lihat sekeliling mobil tiba-tiba pandangan ku terhenti pada sebuah benda yang berada diselah batu dan rurumputan tak jauh dari roda mobil tersebut, ku pastikan mata ini tak salah lihat, ternyata benar apa yang ku pikirkan. Benda tersebut adalah kalung, ku ambil kalung berwarna putih agak perak tersebut yang ternyata tertuliskan nama VANESSA hampir sebagian dari kalung tersebut masih terdapat darah yang menempel. Aku berpikir kalung ini pasti milik perempuan yang seumuran dengan ku, mungkin terjatuh saat tadi dia dikeluarkan dari mobil. Tapi muncul pertanyaan aneh, disini banyak orang kenapa tidak ada yang mengambil kalung ini dari tadi, padahal letak kalung ini cukup terlihat. Tapi sudahlah aku tak ambil pusing, dalam batinku aku harap dapat mengembalikan kalung ini pada pemiliknya suatu hari nanti.
Akhirnya aku sampai juga di tempat kos setelah perjalan yang cukup lama dan melelahkan, dikota ini kota yang terkenal dengan apelnya, kini semua akan kembali seperti semula hari-hariku yang akan disibukan oleh Skripsi dan pekerjaanku sebagai seorang tentor disebuah tempat bimbingan belajar. Ku rebahkan raga ini dengan rasa lelah yang berkecamuk, sesaat kejadian tadi mulai mengisi otak ku, pikiran ku dibawa kesana-kemari olehnya sampai akhirnya aku tertidur dengan rasa penasaran yang mendampingi.
Beberapa hari ini aku mulai sukar untuk tidur, mungkin karena beban pikiran serta aktifitas ku yang seakan menyita seluruh waktu ku bahkan untuk sekedar berolahraga. Malam ini bulan tak terlalu terang, bintangpun tak terlihat gemerlapnya hanya desiran angin yang sesekali menyapu dedaunan serta raga ini. Duduk sendiri diteras samping  merupakan hal yang sering ku lakukan jika tidak bisa tidur, halaman samping ini cukup besar dikanan ditumbuhi pohon mangga yang tidak terlalu besar tapi cukup meneduhkan ketika panas disiang hari dan disebelah kiri terdapat beberapa tanaman hias. Ditemani segelas susu hangat sambil memandangi orang-orang yang berlalu lalang, sesekali ada juga dari orang-orang itu yang menyapaku dengan sedikit candaan.
Aku mulai teringat kejadian beberapa hari yang lalu, aku memikirkan nasib para korban kecelakaan itu apa mereka semua bisa diselamatkan. Seketika tiba-tiba angin berhembus begitu kencangnya hingga mengoyangkan pohon mangga itu. Samar-samar ku melihat sesuatu menuju kearah pohon, karena lampu yang ada diteras tak cukup menjangkau sampai pohon itu jadi ku pastikan mata ini tak salah lihat. Sekeliling menjadi begitu sepi, tak ada orang satupun yang lewat. Lama-lama dibawah pohon tersebut mulai tergambar sebuah bentuk menyerupai manusia, ku usap mata ini berkali-kali karena tak percaya dengan apa yang ku lihat.
Perasaan ini mulai bercampur aduk, antara takut dan penasaran, tiba-tiba angin kembali berhembus kencang yang memaksa tangan kanan ini untuk menutupi wajahku, saat ku buka ternyata apa yang ku lihat tadi telah lenyap. Namun perasaan ini mulai begitu aneh, bulu-bulu halus ini mulai berdiri, seperti ada sesuatu disebelah kananku dan. Seorang perempuan berbaju putih lusuh duduk tertunduk, berambut panjang terurai yang menutupi wajahnya, tentu sebuah pemandangan yang membuat aliran darah ini seakan terhenti, jantungku pun terpacu begitu kerasnya hingga mengetarkan seluruh tubuhku. Aku tak bisa berkata-kata, bergerakpun tak sanggup, mata ini masih terbelalak menatap sosok perempuan yang ada disampingku itu dan kemudian sosok perempuan itu mulai mengerakan kepalanya menghadapku. Dengan perasaan takut yang semakin menjalar keseluruh tubuh ini, matanya begitu merah pucat serta darah yang ada diwajahnya masih mengalir segar membasahi kulitnya yang keriput keputihan dengan senyumnya menyeringai dan kemudian..!!
“Kkkkrrriiiiiinnnggggg”,,,,”kkrrriiiiinngggggg”....!!!!!!!!!!!!! Sontak ku terbangun dari tidurku, bunyi alaram yang begitu keras seakan memecah kesunyian pagi, jantung ini masih berdebar-debar mengingat mimpiku semalam. Untung cuma mimpi pikirku dengan nafas lega, bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Pasti aku akan pingsan dibuatnya.





Bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tes Formatif Bahasa Indonesia Kelas VIII

Soal teks LHO kelas VIII Klik link bawah ini untuk mengerjakan soal. https://forms.gle/8ZCj6n3udrjJqv8A8