KaLuNg VanESSa (Part 1)
Perjalanan yang panjang dalam rasa gerah oleh asap dan deru
mesin-mesin yang bersautan dijalan, ku lihat beberapa orang tampak setres
dibalik muka yang mulai berkeringkat. Entah kenapa hari ini terasa lebih panas
dari biasanya, juga lalu lintas ini semakin menambah penak suasana.
Saat ini musim dimana dedaunan berguguran persis seperti beberapa
tahun yang lalu saat aku masih
mengenakan seragam yang ku banggakan dan dalam rasa gelisah menunggu pengumunan
kelulusan. Masih terasa sama angin yang menyapaku, dingin dan terasa hambar
namun tetap ku rindukan. Ingin rasanya ku kembalikan waktu saat pagi itu, saat
senyum itu masih milik ku, saat hanya aku yang bertahta dihatinya, ingin ku
miliki lagi.
“Brrraaaakkkk””..!!!!! Sebuah suara keras membuyarkan
lamunanku dan memaksaku serta penumpang bus yang lain untuk mencari tau apa
yang sebenarnya terjadi, ternyata sebuah truk besar yang oleng dan menabrak
pembatas jalan, terlihat juga sebuah mobil masuk kedalam parit kecil dipinggir
jalan. Seketika semua orang berlari kesana kemari dengan raut muka yang sama
berharap tak ada seorang pun yang terluka, beruntung bus yang ku tupangi masih
berada beberapa meter dari truk yang oleng tersebut sehingga tak terjadi
kecelakaan beruntun.
Ku langkahkan
kaki dengan sejuta penasaran, ku hampiri mobil yang masuk keparit itu terlihat
kerumunan orang-orang yang membopong pria yang terluka dikepalanya, darah segar
masih menetes saat beberapa orang yang lain dikeluarkan dari mobil itu. Ku
dekati para korban ternyata mereka adalah rombongan keluarga, ku lihat diantara
korban tersbut seorang perempuan yang mungkin seumuran dengan ku wajahnya masih
memperlihatkan kecantikannya maskipun darah didahinya mengalir melewati pipi
yang putih itu. Ku tatap mata perempuan itu dalam-dalam, entah mengapa
perempuan itu seperti berkata padaku lewat tatapannya, aku tau perempuan itu
sedang dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar.
Sejenak ku alihkan pandanganku, keadaan sekeliling menjadi
sangat ramai hingga seperti lautan manusia, badan truk yang hampir sebagian
menutupi jalan memaksa lalu lintas terhenti. Sesaat kemudian terdengar sirine
polisi dan ambulance saling bersautan dari kejauhan, aku berdoa dalam hati
semoga para korban dapat terselamatkan. Akhirnya semua korban telah dibawa
menuju RS, meskipun tak bisa ku pungkiri dalam benak ku tatapan perumpuan tadi
masih membayangi otak ku.
Rasa penasaran masih menuntunku kembali kepada mobil yang
berada diparit itu, ku lihat sekeliling mobil tiba-tiba pandangan ku terhenti
pada sebuah benda yang berada diselah batu dan rurumputan tak jauh dari roda
mobil tersebut, ku pastikan mata ini tak salah lihat, ternyata benar apa yang ku
pikirkan. Benda tersebut adalah kalung, ku ambil kalung berwarna putih agak perak
tersebut yang ternyata tertuliskan nama VANESSA hampir sebagian dari kalung
tersebut masih terdapat darah yang menempel. Aku berpikir kalung ini pasti
milik perempuan yang seumuran dengan ku, mungkin terjatuh saat tadi dia
dikeluarkan dari mobil. Tapi muncul pertanyaan aneh, disini banyak orang kenapa
tidak ada yang mengambil kalung ini dari tadi, padahal letak kalung ini cukup
terlihat. Tapi sudahlah aku tak ambil pusing, dalam batinku aku harap dapat
mengembalikan kalung ini pada pemiliknya suatu hari nanti.
Akhirnya aku sampai juga di tempat kos setelah perjalan yang
cukup lama dan melelahkan, dikota ini kota yang terkenal dengan apelnya, kini
semua akan kembali seperti semula hari-hariku yang akan disibukan oleh Skripsi
dan pekerjaanku sebagai seorang tentor disebuah tempat bimbingan belajar. Ku
rebahkan raga ini dengan rasa lelah yang berkecamuk, sesaat kejadian tadi mulai
mengisi otak ku, pikiran ku dibawa kesana-kemari olehnya sampai akhirnya aku
tertidur dengan rasa penasaran yang mendampingi.
Beberapa hari ini aku mulai sukar untuk
tidur, mungkin karena beban pikiran serta aktifitas ku yang seakan menyita
seluruh waktu ku bahkan untuk sekedar berolahraga. Malam ini bulan tak terlalu
terang, bintangpun tak terlihat gemerlapnya hanya desiran angin yang sesekali
menyapu dedaunan serta raga ini. Duduk sendiri diteras samping merupakan hal yang sering ku lakukan jika
tidak bisa tidur, halaman samping ini cukup besar dikanan ditumbuhi pohon
mangga yang tidak terlalu besar tapi cukup meneduhkan ketika panas disiang hari
dan disebelah kiri terdapat beberapa tanaman hias. Ditemani segelas susu hangat
sambil memandangi orang-orang yang berlalu lalang, sesekali ada juga dari
orang-orang itu yang menyapaku dengan sedikit candaan.
Aku mulai teringat kejadian
beberapa hari yang lalu, aku memikirkan nasib para korban kecelakaan itu apa
mereka semua bisa diselamatkan. Seketika tiba-tiba angin berhembus begitu
kencangnya hingga mengoyangkan pohon mangga itu. Samar-samar ku melihat sesuatu
menuju kearah pohon, karena lampu yang ada diteras tak cukup menjangkau sampai
pohon itu jadi ku pastikan mata ini tak salah lihat. Sekeliling menjadi begitu
sepi, tak ada orang satupun yang lewat. Lama-lama dibawah pohon tersebut mulai
tergambar sebuah bentuk menyerupai manusia, ku usap mata ini berkali-kali
karena tak percaya dengan apa yang ku lihat.
Perasaan ini mulai bercampur
aduk, antara takut dan penasaran, tiba-tiba angin kembali berhembus kencang
yang memaksa tangan kanan ini untuk menutupi wajahku, saat ku buka ternyata apa
yang ku lihat tadi telah lenyap. Namun perasaan ini mulai begitu aneh, bulu-bulu
halus ini mulai berdiri, seperti ada sesuatu disebelah kananku dan. Seorang
perempuan berbaju putih lusuh duduk tertunduk, berambut panjang terurai yang
menutupi wajahnya, tentu sebuah pemandangan yang membuat aliran darah ini
seakan terhenti, jantungku pun terpacu begitu kerasnya hingga mengetarkan
seluruh tubuhku. Aku tak bisa berkata-kata, bergerakpun tak sanggup, mata ini
masih terbelalak menatap sosok perempuan yang ada disampingku itu dan kemudian
sosok perempuan itu mulai mengerakan kepalanya menghadapku. Dengan perasaan
takut yang semakin menjalar keseluruh tubuh ini, matanya begitu merah pucat
serta darah yang ada diwajahnya masih mengalir segar membasahi kulitnya yang
keriput keputihan dengan senyumnya menyeringai dan kemudian..!!
“Kkkkrrriiiiiinnnggggg”,,,,”kkrrriiiiinngggggg”....!!!!!!!!!!!!!
Sontak ku terbangun dari tidurku, bunyi alaram yang begitu keras seakan memecah
kesunyian pagi, jantung ini masih berdebar-debar mengingat mimpiku semalam.
Untung cuma mimpi pikirku dengan nafas lega, bagaimana jika itu benar-benar
terjadi? Pasti aku akan pingsan dibuatnya.
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar