KALUNG VANESSA (PART 2)
Hari ini disebuah Mall mengadakan pameran buku serta diskon
yang cukup untuk menarik keinginanku untuk melihatnya dan berharap aku bisa
menemukan bahan untuk refrensi skripsi ku dengan harga yang murah. Blok demi
blok ku lewati, namun apa yang ku cari masih tak ku temukan sampai pada akhinya
aku berhenti disebuah blok buku, disampingku tiba-tiba telah berdiri seorang
perempuan. Mata ini tak berani untuk melihatnya langsung, hanya lirik demi
lirik untuk memperhatikannya. Perempuan berjaket biru dan rambut hitam panjang
semakin mengusik keinginanku untuk mengenalnya.
“Hey..!!!!”
suka novel juga ya”. Sebuah suara yang diucapkan oleh perepuan itu sembari
tersenyum kecil kearahku.
“Ngak
terlalu kok, Cuma lihat-lihat aja”..!!! Jawabku sembil kulihat perempuan itu,
ternyata dia begitu cantik. Kenapa aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana,
kapan.
“Lho,
kok malah bengong sih Mas”..!!! “ahh..iya maaf”..!!! “kayaknya pernah ketemu
kamu deh, tapi dimana yah..”..!!! Kataku sembari terus memperhatikan wajahnya.
“Masa
sih Mas”..!!? dimana?? “Tapi emang banyak sih yang bilang begitu jika ketemu
aku”.!! Jawab perempuan itu sambil sedikit tertawa,
aku cukup kaget mendengar kata-katanya.
“He..ngapaen disni”..!!! “ngomong-ngomong ngak jelas lagi”..!!! Seorang
laki-laki datang sambil menepuk pundak ku. “Eh..!!!! “kamu Ton, sialan ngagetin
aja”..!!! Kata ku sambil memperlihatkan ekpresi ku yang kaget.
“Sorry,,sorry..!!! hehehe... Jawabnya dengan muka menghibur.“Eh..kamu lagi
ngomong sama siapa”?? “Ini sama”...!!!! Belum sempat ku lanjutkan kata-kataku,
betapa kagetnya saat ku lihat perempuan yang tadi disampingku sudah lenyap
entah kemana.
“Sama siapa”..??!!! Tanya Tony penuh penasaran.
“Loh..kemana perginya ya.!!! “tadi disni ada perempuan cantik banget”
jawabku dengan penuh yakin. “Makanya jangan banyakan baca novel, ngayal aja
kerjaan kmu”..!!! “waktu aku nyamperin kamu juga aku lihat kamu sendiri dari
tadi”..!!! “Beneran, suwer deh tadi aku lagi ngomong sama perempuan,
iya,,disini tadi”.!!
“ah..udahlah gak usah dipikirin, nyari makan yuk..!! laper ne”..Kata
Tony melangkah keluar sambil menarik ku untuk mengikutinya. Tony memang
berkerja di Mall ini, tapi dia berkerja sebagai apa, aku pun tak tau karena dia
memang tak pernah mau terbuka jika ditanya tentang pekerjaannya. Sesaat aku
sempat menoleh kebelakang ku pastikan tempat ku berdiri dengan perempuan tadi, aku
yakin dengan apa yang barusan ku alami, aku sadar tadi aku bebicara dengan seorang
perempuan jika dia pergi kenapa bisa secepat itu. Hal itulah yang terus
membayangiku setiap menjelang tidur, bahkan untuk beberapa malam berikutnya.
Hari ini sepertinya akan cerah, awan dengan
putihnya beriringan membentuk pola-pola yang indah. Minggu pagi kali ini aku
memiliki janji dengan temanku, seperti yang pernah ku janjikan dulu dengan
seorang bernama Eva, aku akan mengantarkannya mengambil leptop yang diservis
ditoko yang berada ditengah kota. Sesampainya disana ternyata kita harus
menunggu 1 jam lagi karena leptop yang diservis masih belum sampai,
kerusakannya terlalu sulit untuk ditangani ditoko tersebut sehingga harus
dikirim keServis Center dari toko itu. Sedikit kecawa saat ku lihat raut muka
Eva, namun memang tak ada pilihan lain lagi selain menunggu.
Hari ini sepertinya akan cerah, awan dengan
putihnya beriringan membentuk pola-pola yang indah. Minggu pagi kali ini aku
memiliki janji dengan temanku, seperti yang pernah ku janjikan dulu dengan
seorang bernama Eva, aku akan mengantarkannya mengambil leptop yang diservis
ditoko yang berada ditengah kota. Sesampainya disana ternyata kita harus
menunggu 1 jam lagi karena leptop yang diservis masih belum sampai,
kerusakannya terlalu sulit untuk ditangani ditoko tersebut sehingga harus
dikirim keServis Center dari toko itu. Sedikit kecawa saat ku lihat raut muka
Eva, namun memang tak ada pilihan lain lagi selain menunggu.
Karena mulai jenuh harus menunggu aku mulai
memainkan Hpku, ku lihat nama-nama yang ada dikotak, ingin sekali ku
menghubungi seseorang. Namun sialnya ternyata pulsaku habis, Eva lebih suka
menunggu ditoko itu dari pada harus ikut denganku keliling untuk mencari
penjual pulsa. Ruko demi ruko, kios demi kios ku lewati ternyata tetap tak ada
yang menjual pulsa, ku langkahkan kaki ini mencari lebih jauh lagi berharap
menemukan kios penjual pulsa. Tak lama kemudian aku menemukan kios penjual
pulsa, segera ku masuki kios tersebut, saat aku dalam perjalanan kembali menuju
tempat Eva aku bertabrakan dengan seorang perempuan yang tiba-tiba muncul dari
pintu sebuah rumah makan. Salahku memang berjalan sambil memainkan Hp. Ternyata
dia perempuan yang ada dipemeran buku waktu itu, kita akhirnya berkenalan dan
ngobrol kesana-kemari. Perempuan cantik itu bernama ANA, dia sama seperti ku
saat ini dia juga sedang disibukan oleh skripsinya.
Aku sampai lupa dengan Eva karena keasyikan
ngobrol dengan Ana, sampai Eva mengirim sms yang menyuruhku untuk segera
kembali, aku pun berpamitan dengan Ana tapi sebelum ku langkahkan kaki ini Ana
memberiku sebuah kartu. Dalam kartu tersebut tertuliskan no 8263772, dia bilang jika ingin menghubunginya bisa dari no itu.
Tanpa pikir panjang kartu tersebut langsung ku masukan saku dan segera kembali
ketempat Eva. Saat beberapa langkah aku menoleh kebelakang, betapa terkejutnya saat
ku lihat ternyata Ana sudah lenyap seperti debu yang tertiup angin, dalam
pikirku mungkin dia sudah naik angkot atau taksi, karena memang angkutan umum
terlihat berlalu lalang.
Kamar ini lama-lama mulai
terasa gerah, entah pikiranku yang membuatnya atau memang ada sesuatu yang
lain, aku pun tak tau. Akhirnya aku duduk diteras depan menikmati udara yang
lebih segar, malam ini sedikit sepi tukang bakso dan somay pun tak nampak
suaranya. Tiba-tiba aku mempunyai keinginan untuk menghubungi Ana, langsung ku
cari kartu yang tadi diberikan olehnya dan kembali duduk diteras depan. Ku
perhatikan kartu itu, sedikit aneh memang, untuk ukuran telp rumah nomer itu
seperti kurang banyak bahkan untuk nomer telp kantor juga bukan, terus ini nomer
apa? Ditambah lagi pada angka 8,3 dan 77 terlihat lebih tebal dari pada angka
lainya. Ah, mungkin waktu dibuat dulu salah dalam penulisannya, pikirku sedikit
acuh.
Tangan kananku mulai
berotak-atik dengan Hp ku, satu-persatu nomer sudah ku masukan dan siap untuk
ku telp. Sedikit ragu tangan ini untuk melanjutkan keinginanku itu, akhirnya ku
beranikan diri untuk menghubunginya. Setelah beberapa detik kemudian terdengar
nada tunggu, tapi setelah itu suaranya berganti dengan suara bising mirip deru
angin. Akhirnya ku matikan telpon ku, mungkin aku dikerjai oleh Ana, pikirku
kecewa.
Suatu malam dalam perjalanan
pulang kerja, saat melintasi perkebunan tebu dari arah berlawanan aku melihat
seorang pengendara motor jatuh, karena menghindari lubang yang ada dijalan. Jalan
ini selain sepi juga penerangannya sangat buruk, lampu jalannya pun hanya beberapa
yang menyala, ditambah lagi diruas jalan terdapat beberapa lubang yang jika tak
hati-hati bisa jadi bahaya. Aku segera menghentikan laju motorku, ku hampiri
orang itu, seorang pria yang mungkin berumur 35 tahunan. Setelah semua dirasa
baik-baik saja, aku pun kembali menaiki motorku dan ingin segera pulang namun
sesaat sebelum ku jalankan motor ini pria tadi berkata padaku.
“Mas temennya tadi kemana?? Masa ditinggal”..!!! tanya pria tadi
“Temen.!! Siapa Pak?? Jawab ku dengan heran
“iya,,temennya tadi yang dibonceng. Kan tadi Masnya bonceng perempuan”..!!! kata pria itu dengan yakin.
“Salah lihat mungkin Bapak”..!!! yaa udah Pak saya mau lanjut, takut kemaleman”. Jawabku sambari melajukan gas motorku.
“Temen.!! Siapa Pak?? Jawab ku dengan heran
“iya,,temennya tadi yang dibonceng. Kan tadi Masnya bonceng perempuan”..!!! kata pria itu dengan yakin.
“Salah lihat mungkin Bapak”..!!! yaa udah Pak saya mau lanjut, takut kemaleman”. Jawabku sambari melajukan gas motorku.
Kata-kata tadi terus mengisi otak ku selama perjalanan pulang, rasa aneh
serta serta bingung mulai hadir disana-sini. Siapa perempuan yang dimaksudkan
pria tadi, padahal dari tempat kerja aku tak pernah membonceng siapapun,
mungkin bapak tadi jatuh bukan karena menghindari lubang dijalan tapi karena
mabuk, pikirku sedikit gusar.
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar