Judul materi: Cerita Rakyat
Mata
pelajaran : Bahasa dan Sastra
Indonesia
Pengampu : Bayu Ardiantoro, S.Pd
Sekolah : Miftakul Ulum
Sitiaji
Kelas/Semester : Kelas X / 2 (Genap)
Petunjuk :
1. Bacalah
materi dibawah ini dengan seksama
2. Kemudian
bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa
3. Bacalah
cerita rakyat yang berjudul “BATU NONG”
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terkait cerita rakyat
5. Presentasikan di depan kelas hasil kerja kelompok kamu
5. Presentasikan di depan kelas hasil kerja kelompok kamu
Teks Materi
(Cerita Rakyat)
(Cerita Rakyat)
A.
Pengertian
Cerita
rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang
memiliki kultur budaya yang beraneka ragam,mencakup kekayaan budaya dan sejarah
yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat merupakan tradisi lisan yang
berkembang dan hidup di kalangan masyarakatsecara turun-temurun dan diwariskan
dalam kehidupan masyarakat, seperti Sangkuriang, Si Kancil, Pak Pandir,dan
sebagainya. Cerita rakyat biasanya berbentuk tuturan yang berfungsi sebagai
media pengungkapan perilaku tentang nilai-nilai kehidupan yang melekat di dalam
kehidupan masyarakat. Dalam sastra Indonesia, cerita rakyat adalah salah satu
bentuk folklor lisan.
B. Ciri-ciri cerita rakyat, yaitu :
1. Penyebaran
dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi
berikutnya.
2. Bersifat
tradisional, yakni disebarkan di antara masyarakat tertentu dalam waktu yang
cukup lama.
3. Ada
dalam versi-versi bahkan varian-varian yang berbeda karena cara penyebarannya
secara lisan.
4. Bersifat
anonim, yaitu nama pengarangnya sudah tidak diketahui lagi.
5. Mempunyai
kegunaan dalam kehidupan bersama di masyarakat sebagai alat pendidikan, pelipur
lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
6. Bersifat
pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika secara
umum.
7. Menjadi
milik lisan bersama dari masyarakat tertentu.
8.
Pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga
seringkali kelihatannya kasar dan terlalu spontan.
C. Fungsi cerita rakyat, yaitu :
1. Sebagai
sistem proyeksi, yaitu sebagai alat pencermin angan-angan masyarakat.
2. Sebagai
alat pengesahan lembaga-lembaga kebudayaan.
3. Sebagai
alat pendidik anak.
4.
Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar
norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota masyarakatnya.
Cerita
rakyat mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan masyarakat,
misalnya mengenai sistem nilai, kepercayaan dan agama, kaidah-kaidah sosial,
dan etos kerja. Nilai adalah hal-hal atau sifat-sifat yang penting dan
berguna,serta digunakan dalam kehidupan bermasyarakat yang dapat pula dijadikan
norma atau aturan berkehidupan.Ada beberapa nilai yang dapat ditemukan dalam
cerita rakyat, yaitu:
1) Nilai
keagamaan nilai yang berhubungan dengan perilaku memercayai adanya Tuhan,
pengamalan agama, dan sebagainya.
2) Nilai
budaya nilai yang berkaitan dengan budaya masyarakat tertentu saatmenghadapi
suatu masalah atau menjalankan kehidupan bermasyarakatdannilai yang mengatur
manusia dalamtata cara, adat istiadat, dan tradisi.
3) Nilai
etika atau moral nilai yang mengajarkan kepada manusia bahwa terhadap orang
lain harus saling menghormati, tidak menyakiti, dan sebagainya.
4) Nilai
sosial nilai yang mengatur pola hubungan antar individu dalam masyarakatdan
berhubungan dengan kehidupan sosial, yakni ketika satu orang tidak dapat hidup
sendiri, tetapi selalu membutuhkan kehadiran orang lain.
5)
Nilai pendidikan nilai yang mengajarkan
bagaimana seseorang harus berperilaku baik, dewasa, dan bermanfaat, serta dapat
membedakan yang baik dan yang buruk.
D. Beberapa contoh cerita rakyat di
Indonesia:
1) Legenda
Danau Toba (Sumatera Utara)
2) Malin
Kundang (Sumatera Barat)
3) Si
Pitung (Betawi)
4) Sangkuriang
(Jawa Barat)
5)
Asal mula Banyuwangi (Jawa Timur)
E. Jenis-jenis cerita rakyat, yaitu :
1.
Dongeng cerita rakyat dimana kejadian yang ada
di dalamnya dianggap tidak benar-benar terjadi dan berfungsi untuk menghibur,
serta sebagai cerita pelipur lara.
Contoh : Pak
Belalang, Si Kancil, Si Lebai Malang, dan sebagainya.
2.
Legenda cerita rakyat yang menceritakan asal
mula terjadinya suatu tempat, nama tempat, peristiwa, atau keberadaan suatu
daerah.
Contoh : Legenda
Danau Toba, Asal Mula Kota Surabaya, dan sebagainya.
3.
Mitos/Mite cerita rakyat dimana kejadian di
dalamnya dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci atau sakral, serta
memiliki unsur mistis. Tokoh-tokoh yang diceritakan adalah tokoh kayangan atau
tokoh supranatural yang memiliki kekuatan hebat.
Contoh : Nyi Roro
Kidul, Dewi Padi, dan sebagainya.
4.
Sage/Saga cerita rakyat yang mengandung unsur
sejarah.
Contoh : Ken Arok
dan Ken Dedes, Asal Mula Kota Majapahit, dan sebagainya.
5.
Epos cerita rakyat yang mengandung unsur
kepahlawanan.
Contoh : Si Pitung, I La Galigo, dan
sebagainya.
F. Unsur-unsur
dalam Cerita Rakyat, yaitu:
- Unsur
Intrinsik
Unsur
Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema
merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita (Drs.
Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b.
Setting/Latar
Setting
merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini
meliputi waktu, tempat, suasana.
c. Sudut
Pandang
Sudut
pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock,
1968).
Menurut
Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
- Pengarang
menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan
apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri
dengan kata-katanya sendiri.
- Pengarang
mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari
luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata
ganti orang ketiga.
- Pengarang
menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar
cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai
ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling
dalam dari tokoh.
d. Alur
/ Plot
Alur /
plot merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara
bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur
mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang
sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e.
Penokohan
Penokohan
menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara
bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus
Priantoro, S.Pd)
Bacalah cerita rakyat dibawah ini.
Batu Nong
Tersebutlah sebuah negeri di zaman dahulu kala. Negeri itu terkenal makmur, aman, dan damai. Tidak pernah terdengar perselisihan di antara penduduknya. Laki-laki dan perempuan kedudukannya sama, kecuali dalam satu hal, yaitu laki-laki tabu mencuci pantat anaknya yang habis buang air besar. Hal yang demikian diyakini benar oleh penduduk di situ.
Pada suatu hari terdengar berita, di negeri tetangga akan diadakan keramaian besar. Sudah barang tentu semua orang menyambut dengan gembira berita besar itu.
Tersebutlah sebuah keluarga yang mempunyai anak masih kecil. Sang istri merengek kepada suaminya untuk diizinkan pergi menonton.
“Pak, anak kita sudah besar dan tidak menyusu lagi. Sejak kawin, saya tidak pernah mendapat kesempatan nonton keramaian”.
“Maksudmu kamu ingin pergi nonton?” tanya suaminya.
“Ya,” jawab sang istri.
“Kalau anak kita nanti buang air besar bagaimana lanjut sang suami.
“Saya kan hanya sehari, nanti tunggu saja saya datang,” lanjutnya.
Singkat cerita, karena sang suami sangat sayang kepada sang istri, sang suami mengizinkan sang istri pergi. Ternyata negeri yang dituju cukup jauh. Tidak cukup sehari perjalanan. Sang istri dengan gembira larut dalam keramaian di situ. Ia lupa pada lainnya. Telah tiga hari ia pergi meninggalkan anak dan suaminya. Sementara itu sang suami tidak tahan mencium bau busuk pantat anaknya yang telah buang kotoran. Maka dicucilah pantat anaknya. Pada malam harinya, datanglah kutukan itu. Kulit sang ayah menjadi bersisik. Tangan dan kakinya mengerut, dan akhirnya berubahlah badannya menjadi seekor naga yang berkepala manusia.
Alkisah sang istri setelah puas menonton keramaian, pulanglah ia bersama teman-teman sekampungnya. Setibanya di rumah, ia terkejut dan menierit karena melihat suaminya telah berubah menjadi seekor naga. Berita itu telah menyebar di seluruh negeri.
Untuk menghindari rasa malu, suaminya berkata, “Istriku, janganlah engkau bersedih. Ini akibat perbuatan saya membasuh pantat anak kita yang habis buang air besar, karena saya sudah tidak tahan mencium bau busuknya. Seharusnya saya mengatakan “tidak” pada saat kamu minta izin, tetapi karena sayangku kepadamu saya bilang “ya”. Jadi, inilah akibatnya. Oleh karena itu, belilah kamu tempayan yang besar, masukkanlah saya ke dalamnya, dan bawalah saya ke sungai,” kata suaminya.
Mendengar kata-kata suaminya itu, sang istri pun menyesal. Namun, apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur. Suaminya kini telah berubah menjadi ular akibat melanggar aturan.
“Selanjutnya antarkan makanan setiap harl untuk saya,” lanjut suaminya. Demikianlah, sejak itu sang istri setiap hari mengantarkan makanan dan minuman kepada suaminya yang telah berubah menjadi ular naga. Hal yang demikian berlangsung bertahun-tahun. Sampai pada suatu hari ketika terjadi peperangan antar negeri. Seluruh desa porak-poranda. Banyak penduduk yang tewas, namun sebagian bisa melarikan diri dan mengungsi. Di antara mereka terdapat istri sang ular. Mereka berlayar dengan perahu tak tentu arah. Perahu berlayar sesuai dengan arah angin. Ketika mereka telah berhari-hari berlayar, pada suatu hari para pengungsi melihat tempayan besar mengikutinya. Ternyata tempayan itu adalah tempayan yang berisi ular. Tempayan itu mengikuti terus ke mana perahu itu pergi. Akhirnya, perahu itu berhenti di suatu tempat di muara sungai Lekong, di Sumbawa bagian barat. Anehnya, tempayan itu pun ikut berlabuh di dekat perahu mereka.
Para pengungsi kemudian membuat pemukiman di darat. Di tempat itu banyak pohom kemiri. Mereka membuat gubug-gubug sederhana sebagai tempat berlindung sementara.
Pada suatu malam, ketika juragan perahu pergi ke sungai ingin buang air besar, ia terkejut karena di tepi sungai itu terdapat sebuah batu besar yang menghalangi aliran air sungai. Setelah diamati ternyata itu adalah tempayan yang berisi ular tadi. Dari dalam tempayan terdengar suara, “Saya tidak cocok di sini, pindahkanlah saya ke tebing di bukit itu.”
Tak lama kemudian, tempayan itu terangkat ke atas dan menempel pada tebing di bukit dekat pemukiman para pengungsi tersebut. Juragan terheran-heran melihat peristiwa tersebut. Ia semakin heran ketika melihat tempayan itu kini telah berubah menjadi sebuah batu yang besar.
Pada pagi harinya, juragan menceritakan
pengalamannya yang luar biasa itu. Kemudian para pengungsi itu beramai-ramai
naik ke atas bukit dan berdiri di atas batu besar itu. Mereka dapat melihat ke
bawah dengan leluasa. Lalu, batu itu dinamakan “batu nong”.
Desa yang mereka bangun diberi nama desa Lekong karena di situ banyak pohon kemiri. Dalam bahasa Sumbawa, buah kemiri yang sudah digoreng sangan untuk bumbu masak dinamakan lekong.
Sampai sekarang, para suami orang Lekong tidak berani mencuci pantat anaknya yang buang air besar. Di samping itu, mereka menganggap batu nong itu keramat. Sampai sekarang pun batu nong masih tetap bertengger di bukit sebelah utara desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa.
Desa yang mereka bangun diberi nama desa Lekong karena di situ banyak pohon kemiri. Dalam bahasa Sumbawa, buah kemiri yang sudah digoreng sangan untuk bumbu masak dinamakan lekong.
Sampai sekarang, para suami orang Lekong tidak berani mencuci pantat anaknya yang buang air besar. Di samping itu, mereka menganggap batu nong itu keramat. Sampai sekarang pun batu nong masih tetap bertengger di bukit sebelah utara desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa.
Sumber:
http://dongeng.org/batu-nong/
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat.
1. Jelaskan
mengapa cerita rakyat disebut foklor lisan?
2. Apa
perbedaan antara dogeng dan legenda? Berikan contohnya masing-masing 3.!
3. Apa
fungsi dari cerita rakyat?
4. Termasuk
kedalam jenis apa cerita rakyat Batu nong tersebut, berikan alasannya!
5. Nilai
apa saja yang ada dalam cerita rakyat Batu Nong?
6. Tentukan
unsur instrinsik yang ada dalam cerita rakyat Batu Nong!
7. Apa amanat yang bisa kamu ambil dari cerita tersebut?
7. Apa amanat yang bisa kamu ambil dari cerita tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar